Selamat datang dalam tur Thomas Karsten dan Semarang! Kami akan memperkenalkan berbagai rancangan baik bangunan dan perencanaan wilayah karya seorang arsitek bernama Thomas Karsten , antara tahun 1915 hingga 1930. Semua narasi kami dilengkapi bermacam foto. Jika Anda ingin menyelaraskan teks dan foto – dan ini sangat kami sarankan – klik atau geser ke foto berikutnya saat tulisannya digarisbawahi.
Sebelum Anda memulai tur ini, akan saya jelaskan dulu siapa itu Karsten dan mengapa Karsten dan hasil karyanya – serta tentunya Semarang– sangat menarik untuk Anda kunjungi.
Herman Thomas Karsten, yang lebih dikenal dengan ‘Karsten’, lahir di Amsterdam, Negeri Belanda pada tahun 1884. Ayahnya, Herman Karsten , adalah seorang aristokrat Belanda dan professor bahasa dan literatur bahasa Latin pada Universitas Amsterdam. Ibunya, Antoinette Abrahami de Melverda, lahir di Hindia Belanda (Indonesia kini), namun dibesarkan di Belanda.
Pada tahun 1914, lima tahun setelah lulus Fakultas Arsitektur di Politeknik Delft, Karsten menuju ke negeri ibunya dilahirkan. Namun bukan karena alasan sentimental, melainkan karena ajakan teman sekuliahnya Henri Maclaine Pont untuk bergabung di bironya di Semarang. Saat Karsten tiba di Semarang, kota ini telah menjelma menjadi poros perdagangan penting di Jawa, yang membuatnya menjadi pelabuhan terbesar nomor tiga Hindia Belanda.
Keputusan Karsten untuk pergi ke Hindia Belanda menyebabkan banyak perubahan mendasar dalam hidupnya baik secara personal maupun profesional. Bukan hanya karena ia sangat tertarik dengan kebudayan Indonesia yang kaya dan juga sosok seorang Soembinah, yang kelak menjadi istrinya dan ibu keempat anaknya, Karsten telah mengembangkan suatu gagasan arsitektur dan tata kota yang terkemuka di Hindia Belanda.
Melalui tur ini, Anda diajak menilik kembali bermacam karya Karsten di Semarang, mulai dari bangunan kantor, gedung kesenian, dan pasar, rumah sakit, sekolah, kampung dan seluruh bagian dari perencanaan wilayah .
Secara keseluruhan, patut diperhatikan bahwa:
1) Akses masuk ke dalam gedung-gedung tidak selalu tersedia. Walaupun diketahui secara umum bahwa bangunan perkantoran buka antara pukul delapan pagi hingga lima sore, Anda mungkin tidak diperkenankan masuk. Jika ini terjadi, Anda mungkin dapat minta ijin penjaga gedung untuk sekedar melihat-lihat bangunan, namun jika tidak dipermisikan, sebaiknya Anda tidak bersikeras – lebih baik beranjak ke tujuan berikutnya;
2) Dengan pengecualian antara obyek 7 dan 8 serta obyek 12 dan 13, rencana perjalanan yang tampil dalam peta menunjukkan rute dengan berjalan kaki. Jika Anda memutuskan untuk menggunakan transportasi umum, rancangan perjalanan juga akan berubah;
3) Karena jarak antar obyek bisa berjauhan, disarankan untuk menggunakan kendaraan bermotor. Transportasi umum harganya terjangkau namun seringkali rumit. Layanan transportasi online baik ojek maupun taksi sering relatif murah dan terjangkau. Disarankan untuk mengunduh salah satu dari aplikasi transportasi online.
Konten oleh PKMvR heritage research consultancy/Dr Pauline K.M. van Roosmalen berkolaborasi dengan Komunitas Sejarah Lopen Semarang/Muhammad Yogi Fajri. Selamat menikmati tur ini, dan mengunjungi berbagai lokasi di Semarang!
Konsep dan teks: Pauline K.M. van Roosmalen, Amsterdam
Terjemahan: Yogi Fajri, Semarang dan Joss Wibisono, Amsterdam
Suara: Joss Wibisono, Amsterdam